Sabtu, 24 Oktober 2009

mawar

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1. ASAL USUL dan PENYEBARAN MAWAR
Mawar merupakan tanaman bunga hias berupa herba dengan batang berduri. Mawar yang dikenal nama bunga ros atau Ratu Bunga merupakan simbol atau lambang kehidupan religi dalam peradaban manusia. Menurut catatan sejarah bunga ini mulai dibudidayakan diChina sekitar 5000 tahun yang lalu . Pada saat yang sama orang Mesir membudidayakan tanaman ini untuk memenuhi kebutuhan orang romawi yang sangat menyukai tanaman ini dan turut membantu membudidayakan di Italia Selatan terutama di Paestum dekat Palermo sekarang. Nampaknya tanaman ini berasal dari Asia Tengah dan tersebar ke belahan selatan bumi utara akan tetapi tidak pernah menyebrang ke Khatulistiwa ( Crokett, 1974 ).Di Indonesia mawar didatangkan oleh pemerintah Belanda dari Eropa ( Sukarno dan Nampiah, 1990 )

3.2. PEMANFAATAN MAWAR
Adapun beberapa kegunaan tanaman mawar antara lain sebagai berikut :
- Untuk bunga potong
- Untuk bunga tabur
- Untuk penghias taman
- Untuk bahan kosmetik

3.3. KLASIFIKASI
Secara umum, tanaman mawar dapat di klasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom :Plantae
Divisi :Spermathophyta
Subdivisi :Angiospermae
Ordo :Rosales
Famili :Rosaceae
Genus :Rosa
Spesies :Rosa hybrida



3.4. MORFOLOGI
Tanaman mawar pada umumnya merupakan taaman perdu atau semak, batangnya berduri dengan tinggi tanaman antara 0,3 – 5 m.Akarnya berakar tunggang dengan banyak cabang akar seperti serat dan akar rambut menyerupai benang. Akar tunggang dapat menebus lapisan tanah yang lebih dalam sehingga tanaman mawar dapat tahan terhadap tiupan angin kencang. Batang tanaman mawar berkayu dan mulai bercabang – cabang dari bagian bawah atau beberapa cm di atas permukaan tanah. Pada batang terdapat duri–duri yang merupakan ciri khas tanaman ini ( Benson, 1976 ). Tipe batang ada yang tegak dan ada yang menjalar, warna batang muda hijau dan menjadi hijau kecoklat – coklatan kalau sudah tua.
Daun mawar merupakan daun majemuk dengan 3 atau 5 helai daun berselang dan bersirip ganjil yang dilengkapi daun penumpu. Pada setiap pangkal tangkai daun terdapat titik tumbuh yang akan berkembang menjadi cabang atau tunas bunga. Bunga ada yang tunggal dan ada pula yang tersusun indah dalam bentuk payung dengan perhiasan bunga setiap lingkaran 4 – 5 helai. Jenis bunga sempurna dengan benangsari dan putik banyak tersusun pada dasar bunga yang berbentuk guci. Buah mawar adalah buah buni ( hip ) yang di dalamnya berisi biji. Buah atau biji bisa diperoleh secara alamiah atau dengan persilangan.

3.5.SYARAT TUMBUH
a.Ketinggian tempat
Ketinggian tempat yang baik untuk tanaman mawar berkisar antara 1000 - 1500 m dpl
b. Suhu
Suhu optimum untuk tanaman mawar adalah 15,6 – 23,90 C
c.Kelembaban tanah
Kelembaban tanah untuk tanaman mawar berkisar antara 50 - 60 %
d.Tanah
Tanah yang ideal adalah tanah subur mengandung banyak pasir dan gembur
e.PH Tanah
Ph tanah yang sesuai untuk tanaman mawar adalah 5,6 – 6,5



BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Persiapan Lahan
1. Tanah untuk media tanam diolah sedalam 30 cm. Media tanam harus gembur, merupakan campuran tanah dan pupuk kandang atau kompos. Sebelum dilakukan penanaman, terlebihdahulu dilakukan pengapuran. Pengapuran dilakukan untuk menetralkan pH tanah,dengan aplikasi ½ ton per ha.
2. Media tanam disterilisasi dengan nematisida dengan bahan aktif dazomet, kemudian ditutup dengan mulsa plastik hitam selama dua minggu. Setelah dua minggu mulsa plastik dibuka dan dibiarkan selama satu minggu.
3. Lubang tanam dibuat dengan jarak tanam 20 X 30 cm atau 15 X 40 cm, dan setiap bedengan dibuat dua barisan tanam.
4. Kemudian bibit mawar ditanam dalam lubang tanam yang telah tersedia dengan mata tempel menghadap keluar bedengan
4.2. Perbanyakan Tanaman
4.2.1. Perbanyakan Secara Generatif
Perbanyakan secara generatif biasanya dilakukan untuk meciptakan varietas kultifar baru. Persilangan dilakukan pada pagi atau sore hari karena kelembaban relatif tinggi dan suhu relatif rendah. Bunga mawar merupakan bunga hermaprodhite. Bunga yang dipakai untuk persilangan adalah bunga yang setengah mekar. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah terjadinya autogami. Suhu optimum yang dibutuhkan pada saat melakukan persilangan adalah18OC dan kelembaban sekitar 17%

4.2.2 Perbanyakan Secara Vegetatif
Perbanyakan vegetatif yang dilakukan antara lain setek, okulasi, grafting, dan stenting
a. Setek
Perbanyakan vegetatif dengan stek batang pada tanaman mawar biasanya digunakan sebagai persiapan batang bawah untuk okulasi dan grafting.Bahan setek yang baik adalah batang atau cabang dari tanaman yang telah berkayu cukup keras, berdiameter sebesar pensil dan tumbuh dengan baik.Batang bawah yang dipakai adalah dari rosa multic dan rosa multiflora. Kedua varietas ini memiliki perakaran yang kuat. Pangkal setek dipotong membentuk sudut 45O, kemudian direndam kedalam larutan Rootone1gr/liter selama kurang lebih 15 menit. ZPT tersebut berguna untuk merangsang perakaran setek mawar. Rosa multic lebih banyak digunakan karena dapat berakar setelah 3-4 bulan sedangkan rosa multiflora berakar setelah 4-6 bulan.
b.Okulasi
Pada prinsipnya, teknik okulasi dilakukan untuk mengkombinasikan dua jenis mawar atau lebih.Okulasi baru dapat dilakukan setelah batang bawah mempunyai perakaran yang kuat. Batang bawah yang digunakan adalah R.multic dan R.multiflora Rosa multic lebih mempunyai kulit yang tebal sehingga lebih mudah diokulsi.Okulasi dilakukan dengan membuat irisan kearah bawah dengan mengikut sertakan sedikit jaringan kayu. Irisan kira-kira lebarnya 4-5mm, panjang 1,5-2cm, dan tebal 1-2mm.Pada saat mengambil entres atau btang atas, daun dibuang lalu dibuat irisan berupa kepingan dengan mata tunas terletak ditengah-tengah. Ukuran irisan sama dengan irisan pada batang bawah. Setelah entres ditempel, okulasi diikat dengan menggunakan tali rafia dan diletakan dibawah naungan.







c.Grafting
Grafting merupakan teknik perbanyakan vegetatif dengan cara menggabungkan dua buah kambium dari batang atas dan batang bawah. Batang bawah yang di pakai adalah varietas multic dan multiflora, sedangkan batang atas yang digunakan berasal dari varietas yang di unggulkan atau dengan sifat yang di inginkan.Dengan memakai teknik perbanyakan ini, sifat dari kedua varietas dapat digabungkan yaitu perakaran kuat dan kualitas bunga yang tinggi atau sifat unggul lainnya. Keberhasilan penyambungan sebagian besar disebabkan oleh hubungan kambium yang rapat dari kedua tanaman ( Batang bawah dan Batang atas ),yang disambungkan atau terjadi pertautan antara jaringan meristematik keduanya.
d.Stenting
Stenting merupakan gabungan dari penyetekan dan penyambungan dilakukan saat bersamaan. Batang bawah dipotong sepanjang kurang lebih 5 cm dan membentuk sudut 30O batang bawah dan batang atas disambungkan satu sama lain dengan penjepit.Media tanaman yang dipakai adalah arang sekam.Tanaman ditempatkan dalam rumah plastik yang intensitas cahayanya 55 %.Intensitas cahaya dapat diatur dengan pemasangan paranet 55%.Periode pengkabutan diatur setiap 8 menit selama 10 detik.

4.2.3. Kultur Jaringan
Kultur in-vitro sangat membantu dalam usaha eliminasi patogen.secara konvensional tidak ada cara yang efektif untuk menghilangkan virus dari bahan tanaman kultur in-vitro memakai bagian meristem yang disertai dengan perlakuan suhu dapat menghilangkan virus dari bahan tanaman. Penyediaan bibit yang seragam dan dalam jumlah besar serta dalam waktu singkat merupakan masalah dalam budidaya tanaman hias. Kultur in-vitro mawar akan sangat membantu dalam penyediaan bahan tanaman, terutama untuk mempercepat proses sejak pengenaalan suatu kultivar baru sampai pemasaran secara komersial.
Balai Penelitian Tanaman Hias sudah mengkoleksi mawar sebagai plasma nutfah. Plasma nutfah inilah yang digunakan sebagai sumber genetik rakitan dan pengembangan kultivar-kultivar baru melalui pemuliaan yang diorientasikan pada perluasaan keragaman dan perbaikan kualitas untuk memenuhi permintaan konsumen.

4.3. Penanaman
Bibit mawar dari polybag dipindahtanamkan secara lengkap bersama tanah dan akar-akarnya.Mawar potong dipindahkan dari polybag kelahan. Pada mawar potong, media dalam polybag yang berisi bibit mawar dibasahi, kemudian dibalik dan ditekan-tekan bagian dasarnya,agar bibit mawar bersama tanah dan akar-akarnya terlepas dari polybag. Bibit mawar ditanam kedalam lubang tanam yang telah disiapkan.bibit mawar diletakan di tengah-tengah lubang tanam kemudian diberi media sampai penuh sambil di padatkan pelan-pelan. Tanah di sekeliling perakaran tanaman mawar disiram hingga cukup basah.



4.4 PEMELIHARAAN
4.4.1 Pemupukan
Pemupukan diperlukan tanaman mawar disepanjang siklus pertum buhannya. Jumlah pupuk yang diberikan harus seimbang dengan kebutuhan tanaman. Pada saat menjelang fase pembungaan, tanaman mawar membutuhkan lebuih banyak pupuk pada fase tersebut, tanaman memanfaatkan cadangan makanan yang ada, kemudian dijadikan energi untuk melaksanakan proses pembungaan. Pupuk organik termasuk pupuk kandang dann kompos diberikan untuk memperbaiki struktur tanah, memacu pertumbuhan dan menunjang hara tanaman yang seimbang. Pupuk kandang yang dipakai berasal dari kotoran kuda yang telah melapukk, pupuk dasar yang digunakan adalah NPK. Pupuk daun yangb sering dipakai adalah Growmore dengan konsentrasi 1-2 gram/liter setiap 1 minggu sekali. Pengaplikasian pupuk daun ini dilakukan bersama dengan Fungisida berbahan aktif propineb, insektisida berbahan aktif profenofos dan adjuvant ( bahan tambahan ) yang berbahan aktif alkiraril poliglikoeter.
4.4.2 Penyiraman
Penyiraman pada tanaman mawar sangat diperlukan, tetapi tidak sampai tergenang. Sistem drainase yang baik sangat diperlukan untuk perkembangan dan pertumbuhannya. Di Balithi, penyiraman mawar menggunakan perlengkapan dan peralatan dengan teknik irigasi tetes atau lebih dikenal dengan sistem Drip. Drip irrigation diaplikasikan dengan frekuensi satu hari sekali selama 10-15 menit. Setiap minggu, pupuk NPK cair dengan dosis 2 gram / liter diberikan melalui sistem irigasi ini. Kelembaban disekitar lahan mawar harus tetap dipertahankan agar dapat tumbuh baik.

4.4.3 Pemangkasan
Pada mawar potong perlakuan pemangkasan tergantung pada sistem arsitektur yang digunakan. Sistem tersebut akan menentukan cara pemeliharaan, pemangkasan dan cara panen bunga. Pada pelaksanaan sistem arsitektur jepang, dilakukan perundukan tangkai atau batang, namun tidak menyebabkan tangkai tersebut patah ( Bending ). Tangkai yang mendapat perlakuan ini adalah tangkai atau tunas bunga pertama dan tangkai yang tidak produktif ( tangkai yang tidak menghasilkan bunga atau tangkai yang panjangnya kurang dari 40 cm ) ( Darliah,et al., 2004 ).
Bending dilakukan pertama kali setelah tunas primer dari batang atas telah tumbuh dengan tinggi tanaman sekitar 20-25 cm. Bending juga dapat dilakukan pada batang yang akan berbunga untuk pertama kali, dan saat direbahkan, kuncup bunga atau pucuk tanaman dihilangkan dengan cara dipetik. Perebahan dilakukan diatas 3 mata tunas terbawah pada batang tunas primer. Pada saat dilengkungkan, batang agak ditekan agar kemungkinan batang patah menjadi kecil.Pada hasil bendingan akan muncul tunas-tunas baru. Pada saat memasuki fase pembungaan, tangkai bunga yang bercabang dipetik dan disisakan satu tangkai bunga. Jika cabang tidak dibuang, maka knop bunga yang muncul berukuran kecil.





4.4.4. Pengendalian Hama dan Penyakit ( PHP )
1. Hama
a. Kutu daun ( aphid )
Beberapa spesies kutu daun sering dijumpai menyerang tanaman mawar. Nimfa dewasa tak bersayap berukuran panjang 2-5 mm, berwarna hijau dan biasanya berkoloni pada tangkai daun muda atau tangkai bunga.
Gejala serangan pada daun dan petal bunga berubah bentuk menjadi tidak normal.
Cara mengendalikannya dengan melakukan penyemprotan menggunakan insektisida dengan bahan aktif imidakloprid, malathion, pirethtrin dan metidation atau menggunakan akarisida nabati 1-2 kali perminggu.
b. Tungau ( Tetranychus sp. )
Berwarna hijau atau merah dan biasa terdapat dibawah permukaan daun.
Gejala serangan adalah daun-daun yang terserang terlihat menguning sampai coklat keperakan.
Cara mengendalikannya dengan penyemprotan akarisida berbahan aktif abamektrin, dikofol, amitraz atau dengan mernggunakan akarisida nabati dengan perlakuan 1-2 kali perminggu.
c. Thrips ( Frankliniella tritici fitch )
Thrips umumnya menyerang bunga, tunas daun dan ranting. Serangga dewasa berukuran panjang kira-kira 1 mm. Hama ini mulai menyerang bunga pada stadia kuncup dan memakan bagian tepi petal bunga sehingga bagian tersebut menjadi berwarna coklat dan berubah bentuk ( distorsi ) pada saat bunga mekar.
Cara pengendaliannya dengan penyemprotan insektisida yang berbahan aktif diclorvos, karbaril, malathion, dimetoat dan asefat.
2. Penyakit
a. Embun tepung ( Oidium sp./ Powderry Mildew )
Gejala serangan daun atau tangkai tertutup lapisan putih seperti tepung, bentuk daun tidak normal, daun rontok.
Cara pengendaliannya dengan melakukan penyemprotan menggunakan fungisida berbahan aktif benomil, tridimenol, triadimefon, miklobutanil dan fluzilazola.

b. Bercak hitam ( Diplocarpon Rosae Wolf / Black Spot )
Gejala serangan terdapat bercak hitam pada permukaan daun bagian atas, daun menguning dan rontok.
Cara pengendaliannya dengan melakukan penyemprotan menggunakan fungisida yang berbahan aktif heksakonazol, benomil, difenoconazol dan bitertanol.
4.4.5. Penyiangan
Penyiangan sebaiknya dilakukan secara teratur tergantung pada pertumbuhan gulma terutama pada musim hujan atau pada saat serangan gulma cukup berat. Penggunaan herbisida juga merupakan salah satu cara penanggulangan gulma terutama untuk pertanaman yang luas.

4.5 PANEN DAN PASCA PANEN
Panen dilakukan pada saat bunga kuncup atau setelah 1-2 helai petal mulai membuka, dengan pemotongan tepat di atas mata tunas ketiga dari pangkal tangkai. ( Darliah et al., 2004 ).
Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari, juga panen tidak dianjurkan saat bunga dalam keadaan basah karena banga yang basah mudah terserang jamur. Frekuensi panen untuk mawar potong adalah 2 bulan sekali.
Tangakai bunga yang dipotong langsung dimasukkan kedalam air bersih. Penyerapan air yang dilakukan bunga potong berhubungan dengan proses metabolis tubuh yaitu transpirasi dan respirasi. Untuk mempertahankan kesegaran bunga, jumlah air yang dibutuhkan minimal setara dengan jumlah air yang dibutuhkan untuk proses metabolisme. Penurunan mutu bunga selama masa penyimpanan dan peragaan dapat disebabakan oleh suhu tinggi dan infeksi mikroorganisme terutama bakteri dan jamur. Lama kesegaran berkorelasi positif dengan jumlah dan ketebalan petal. Untuk mempertahankan kualitas dan kesegaran bunga, mawar potong perlu mendapatkan penanganan pasca panen yang tepat yaitu menggunakan larutan pengawet kesegaran bunga. Bunga mawar dikemas dengan kemasan terbuka dan disimpan didalam ruang dingin ( cool storage ) dengan suhu 2-5OC. Agar bunga tahan lama dalam vas sebaiknya diberi laruatan pengawet : Gula 1-5 %, Perak nitrat 100 ml/l atau 2 ml/l, chlorox 5 % dan asam sitrat 300-500 mg/l supaya ph larutan 3-4 atau digunakan bahan pengawet yang sudah tersedia dipasaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar