Sabtu, 24 Oktober 2009

anthurium

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Asal Usul

Nama anthurium berasal dari bahasa Yunani, artinya bunga ekor. Di Indonesia, tanaman ini dikenal sebagai anthurium. Sumber genetiknya berasal dari benua Amerika yang beriklim tropis.Namun pengembangannya relatif berhasil di negara yang beriklim subtropis seperti Hawaii, dan di negara yang beriklim temperate seperti Belanda. Anthurium merupakan tanaman yang tumbuh sendiri pada media tumbuhnya (terrestrial), tetapi ada pula yang hidup menempel pada tanaman lain atau epifit.
Di Indonesia anthurium dapat beradaptasi dengan baik, mulai dataran rendah sampai tinggi. Padaketinggian 1.400 m dpl, tanaman ini membutuhkan intensitas cahaya matahari antara 30-60%. Bila intensitas cahaya terlalu tinggi, maka tanaman akan menguning dan warna daunnya memudar. Sebaliknya bila intensitas cahaya terlalu rendah, maka pertumbuhan tanaman menjadi lambat, produktivitas bunga menurun, dan batang menjadi lunak.

3.2 Klasifikasi Anthurium
Tanaman ini merupakan salah satu jenis tanaman hias family Araceae, dengan klasifikasi sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermathophyta
Klas : Angiospermae
Sub klas : Monocotyledonae
Ordo : Arales
Family : Araceae
Genus : Anthurium
Species : A. Ferrierense Hort., A. Scherzerianum Schott. Dan A andreanum

3.3 Morfologi

1. Daun
Bentuk daun anthurium sangat bervariasi mulai dari yang bulat,oval,lanset hingga menjari dengan permukaan mengilap. Sebagian besar daun anthurium berwarna hijau, tetapi ada pula yang kekuningan, semburat merah atau ungu kehitaman. Beberapa ada yang mengalami mutasi yang menjadi variegata.

Daun anthurium di topang tangkai yang ukuranya juga sangat bervariasi.Ada yang sangat pendek sehingga seolah tak bertangkai,ada pula yang sangat panjang.

2. Bunga dan Buah
Bunga pada anthurium sebenarnya adalah seludung yang tumbuh sedemikian rupa sehingga menyerupai kelopak bunga. Teksturnya sedikit kaku dengan permukaan mengilap seperti plastik, berwarna-warni cerah mulai dari putih, kuning dan merah dalam berbagai gradasi. Seludung bunga anthurium inilah yang sering dijadikan bunga potong, di tata dengan berbagai jenis bunga lain dan aneka dedaunan menjadi rangkaian bunga yang sangat indah.
Bunga anthurium yang sesungguhnya berbentuk kecil-kecil menempel pada tangkai yang mencuat di tengah-tengah seludung. Bentuknya yang seperti tongkol jagung berukuran kecil memanjang mengingatkan pada ekor binatang sehingga tanaman ini kera juga disebut bunga ekor.
Bunga anthurium tergolong biseksual, artinya bunga jantan dan betina terdaapt dalam satu tangkai. Meski demikian bunga anthurium tidak dapat mengadakan penyerbukan sendiri karena putiknya lebih dulu matang dan 2-4 hari kemudian kepala sarinya menyusul matang. Ketika putiknya sudah matang serbuk sari belum siap, sebaliknya begitu serbuk sari matang putiknya sudah layu.
Karena itu perkawinan anthurium selalu bersifat penyerbukan silang, entah berasal dari tanaman yang sama atau dari tanaman berbeda. Di alam penerbukan ini di bantu oleh serangga pemakan madu, yaitu lalat cuka dari keluarga Drozophididae. Lalat ini tertarik pada cairan manis dan bau harum yang dikeluarkan oleh putik yag sudah matang. Kaki lalat cuka yang tertempel serbuk sari dari bunga yang sudah matang akan menempel pada putik tersebut hingga terjadilah penyerbukan.
Jika penyerbukan oleh serangga sukses, sekitar dua minggu kemudian tongkol bunga akan berwarna hijau dan kasar karena tonjolan-tonjolan bakal buah mulai terbentuk. Buah muda berwarna hijau itu akan menjadi merah gelap kalau sudah matang. Jika sudah matang buah bisa di petik, dicuci dalam air yang bersih sampai kulit dan kambium mengelupas dan di semaikan menjadi tanaman muda.

1. Batang
Meski jarang kelihatan karena tertutup oleh pelapah yang melingkarinya, anthurium sebenarnya memiliki baetang yang tidak berkayu, berbuku-buku dan cenderung berair. Jika tanaman menua dan banyak daun bagian bawah telah rontok, batangnya akan terlihat diates permukaan tanah.


2. Akar
Sama dengan kerabat dekatnya seperti aglaonema dan kaladium, anthurium memiliki akar serabut dan warna putih cenderung gemuk dan berair untuk mencari makanan dari dalam tanah.

3.4 Syarat Tumbuh
Tanaman anthurium dapat hidup dengan baik dan menghasilkan bunga dengan kualitas yang bagus jika di budidayakan pada lingkungan yang cocok. Anthurium sangat baik jika di tanam pada lingkungan tumbuh yang memiliki kelembaban yang cukup hangat dan teduh sesuai dengan habitat aslinya yang berasal dari hutan tropis. Menurut Rukmana(1997),anthurium paling ideal jika di tanam pada kisaran suhu antara 14OC-30OC, dengan kelembaban yang cukup tinggi yaitu 60%-80%, namun menurut Wurya ningsih (2006), anthurium lebih menyukai jika kelembabannya tidak lebih dari 60%. Tim Redaksi Trubus (2007), menyatakan kelembaban yabg semakin tinggi kurang baik bagi pertumbuhan anthurium, karena anthurium akan mudah terserang busuk akar atau batang, tapi jika kelembabannya kurang maka daunnya akan kriput dan berwarna kekuningan. Anthurium cocok ditanam pada dataran menengah sampai dataran tinggi yang memiliki ketinggian antara 600m-1400m dpl. Tanjung dan Andoko (2007) menambahkan bahwa anthurium perlu di beri naungan agar anthurium menerima sinar matahari sebesar 40% dan maksimal 50%, karena menurut Rukmana (1997), jika sinar matahari yang diterima anthurium berlebihan atau anthurium menerima sinar matahari langsung, maka daun anthurium akan mengering seperti terbakar. Daerah yang memiliki kriteria kondisi iklim seperti di sebutkan di atas diantaranya adalah Brastagi (Sumatra Utara), Sukabumi, Bogor, Cianjur, dan Lembang ( Jawa Barat), serta Malang ( Jawa Timur), sehingga daerah tersebut di jadikan daerah sentra produksi anthurium bunga.
Kondisi media tumbuh pun perlu di perhatikan agar kualitas anthurium yang dihasilkan baik. Anthurium sangat baik jika di tanam pada media yang subur, gembur, banyak mengandung bahan organik, dan tidak mengandung penyakit atau hama terbawa tanah (Soil borne disease). Anthurium akan tumbuh baik jika media yang di gunakan memiliki Ph 5.5-6.5 dan berstruktur remah (Rukmana, 1997). Anthurium menyukai tempat tumbuh yang basah sepanjang waktu, tidak boleh tergenang air dan kaya unsur hara (Tanjung dan Andoko,2007).
Tanaman anthurium membutuhkan persyaratan media tumbuh sebagai berikut :
1. Bersifat porous atau mudah merembeskan air yang berlebihan dan menahan air secukupnya untuk tanaman
2. Subur, gembur, dan tidak mengandung hama atau penyakit tular tanah
3. Bersifat ringan dan dapat menjaga kelembaban medium tumbuh sepanjang waktu.
3.5 Tahap-Tahap Budidaya Tanaman Anthurium
3.5.1 Perbanyakan
Perbanyakakn anthurium dapat di lakukan baik secara generatif maupun vegetatif. Perbanyakan generatif adalah pengembangan tanaman melalui perkwinan atau penyerbukan. Sedangkan perbanyakan secara vegetatif adalah pengembangan tanaman di luar perkawinan penyerbukan, misalnya dengan cara setek, cangkok, atau pemisahan anakan.
a. Perbanyakan secara generatif.
Perbanyakan secara generatif atau penyerbukan pada dasarnya adalah mempertemukan serbuk sari yang merupakan organ kelamin jantan dengan putik yang merupakan organ kelamin betina pada tanaman. Penyerbukan akan berhasil jika kedua organ kelamin tanaman yang di pertemukan dalam keadaan sama-sama matang. Jika salah satu organ kelamin belum matang, penyerbukan tidak akan berhasil.
Perbanyakan anthurium secara generatif lebih disukai para hobiis maupun pemilik nurseri karena dengan cara ini di hasilkan ratusan tanaman muda. Besarnya jumlah tanaman muda yang di hasilkan karena dalam sebuah tongkol atau spadiks hasil penyerbukan bisa berisi 500-1000 biji. Dengan tingkat kegagalan perkecambahan hanya 15% dari 1000 biji akan di hasilkan 850 tanaman muda. Namun, cara ini juga mengandung kelemahan, yaitu pertumbuhan tanaman lambat karena secara alamiah perkembangan tanaman asal biji emang bersifat lambat.
1.Proses Penyerbukan
- tentukan bunga betina yang akan di serbuki, yaitu bunga yang putik nya telah matang dengan tanda tanda permukaannya berlendir dan mengeluarkan cairan manis semacam madu yang mengundang serangga mengerumuninya.
- tentukan bunga jantan yang akan menyerbuki, bisa dari satu tanaman yang sama bisa juga dari tanaman lain yang telah matang, di tandai keluarnya serbuk sari berwarna putih, kekuningan, atau kemerahan tergantung jenisnya. Bunga jantan ini biasanya akan matang 2-4 hari setelah yang betina.
- ambil serbuk sari dengan cara menggosok- gosokan jari tangan atau kuas kebunga jantan yang telah mekar.
- jari tangan atau kuas yang telah tertempel serbuk sari kemudian di oleskan ke bunga betina sedemikian rupa sehingga serbuk sari menempel pada putik.
- tunggu selama sekitar dua minggu, penyerbukan yang berhasil ditandai dengan tongkol bunga yang tetap berwarna hijau dan bertekstur kasar karena mulai terbentuk tonjolan buah. Sedangkan penyerbukan yang gagal di tandai menguningnya tongkol bunga dua minggu kemudian,selanjutnya kering dan mati.
- sekitar tiga bulan sejak penyerbukan yang berhasil, buah yang terbentuk akan berwarna merah, kuning,jingga atau ungu sesuai jenisnya.pada saat ini buah siap di semai.
2.Penyemaian Biji
Kematangan buah sangat berpengaruh terhadap tingkat perkecambahan.buah yang matang benar tingkat perkecambahan bijinya bisa mencapai 85-90% dan akan berkecambah dalam waktu dua minggu setelah semai.Sedangkan buah yang belum matang, selain tingkat perkecambahan biji rendah juga baru bisa berkecambah setelah 3-4 minggu di semai.Karena itu gunakan buah yang matang benar.Buah yang matang bisa di ketahui dari warnanya.
Buah-buah anthurium yang sudah matang kemudian di pencet agar bijinya terpisah dari daging buah dan bisa di semaikan di atas media semai yang telah di siapkan.Banyak jenis media semai yang bisa di gunakan untuk menyemaikan anthurium, antara lain cacahan pakis, sekam bakar, cocopeat, pasir halus, humus bambu, humus eceng gondok atau spagbnum moss.Jika menggunakan cacahan pakis, pakai pakis kasar dengan panjang 1-2 cm di bagian bawah dan pakis halus dengan panjang 0,5cm di bagian atas. Jika menggunakan cacahan pakis halus, sekam bakar,dan cocopeat komposisinya adalah 3:1:1.spagbnum moss di ketahui cukup bagus juga untuk menyemaikan anthurium.
Spagbnum moss atau lumut spaghum adalah sejenis lumut Bryophyta mirip paku Selagineda dengan ukuran yang lebih kecil.Lumut-lumut yang diambil dari kulit pepohonan dihutan atau kebun ini kemudian dikeringkan sehingga tidak lagi hijau, melainkan kecoklatan. Lumut yang di impor dari luar negeri berwarna putih.Spaghnum moss ini banyak dijual dikios-kios tanaman hias atau toko sarana produksi pertanian.
Kelebihan Spaghnum dibandingkan media semai lainnya adalah persentase tumbuh biji yang lebih tinggi, bahkan bisa mendekati 100% asalkan biji-bijinya baru. Pertumbuhan bibit muda pun lebih cepat dan subur sehingga tanaman terlihat lebih segar dan kuat. Bibit anthurium yang di semaikan pada spaghnum moss juga lebih mudah di cabut tanpa menimbulkan luka pada akarnya. Dengan demikian bibit akan lebih mudah beradaptasi dan berkembang di lingkungan barunya.
Spaghnum moss yang di jual di kios penjual tanaman hias biasanya sudah siap di gunakan. Namun, yang di dapat dari kebun atau hutan harus dijemur lebih dulu selama kira-kira dua hari sampai tingkat kekeringanya 75-80%. Menjemurnya jangan sampai terlalu kering karena akan rapuh dan mudah pecah. Spaghnum moss tersebut selanjutnya di potong-potong dengan gunting sampai panjangnya 1cm.
Apapun bahannya, media semai yang di gunakan kemudian di masukan kedalam wadah semai atau pot bermulut lebar, bisa menggunakan bak pelastik atau boks styrofoam. Buat lubang di dasar wadah untuk menglirkan air siraman dan taruh pecahan genting atau arang sebagai drainasenya. Sesudah itu masukan media tanam sampai 2/3 ketinggian wadah, padatkan dan ratakan.
Buat lubang-lubang sedalam kira-kira 2cm di permukaan media semai dengan ujung jari atau kayu dengan jarak antar lubang sekitar 2cm. Masukan satu biji ke setiap lubang. Jangan sampai lebih dari satu biji per lubang karena anthurium memiliki akar tunggang yang panjang sehingga di khawatirkan akar akan saling membelit. Jika ini yang terjadi akan menyulitkan pemisahanya, karena bisa menimbulkan luka pada akar yang mengakibatkan tanaman stres dan akhirnya mati. Setelah itu tutup tipis-tipis lubang dengan sisa media semai dan siram dengan sprayer sampai basah.
Untuk mengurangi penguapan, bagian atas media semai di tutup pelastik bening. Selain agar tetap lembap penutupan ini juga membuat suhu media semai hangat sehingga akan mempercepat perkecambahan. Selama biji belum berkecambah, media semai harus di jaga kelembapannya dengan cara penyiraman menggunakan sprayer. Sebulan kemudian biji-biji biasanya segera berkecambah dan tutup plastik bisa di ambil.
Biji anthurium bisa juga disemaikan menggunakan paper pot berbagai ukuran yang banyak dijual ditoko sarana produksi pertanian.Caranya juga sama dengan menggunakan wadah boks, yaitu media semai di isikan kemudian biji di semaikan. Pengunaan paper pot lebih praktis karena saat pemindahan, bibit tidak perlu di cabut,tetapi langsung di tanam bersama potnya yang mudah hancur di dalam tanah.
b. Perbanyakan secara Vegetatif.
Perbanyakan secara vegetatif adalah semua tekhnik perbanyakan tanaman di luar penyerbukan. Keuntungan perbanyakan secara vegetatif adalah tanaman baru tumbuh lebih cepat karena pada dasarnya tanaman tersebut memang telah dewasa. Pada anthurium tanaman muda hasil perbanyakan secara vegetatif, menghasilkan daun yang ukuranya hampir sama dengan induknya. Kelemahanny, tanaman muda yang di hasilkan jumlahnya hanya sadikit, maksimum empat buah dalam sekali perbanyakan.
Meski banyak tekhnik perbanyakan vegetatif yang telah di kembangkan, tetapi untuk anthurium hanya ada dua tekhnik yang bisa di terapkan, yaitu pemisahan anakan dan setek.
1. Pemisahan anakan
Pada anthurium, pemisahan anakan tidak banyak di lakukan sebab berbeda dengan umumnya tanaman dari keluarga araceae yang suka merumpun, anthurium di ketahui jarang merumpun. Dari batang utama anthurium jarang di temukan anaka-anakan yang bisa di jadikan individu baru.
Namun dalam keadaan tertentu, luka di pangkal batang anthurium bisa memunculkan anakan yang merupakan individu lengkap sehingga akan tumbuh sama dengan induknya jika dibiarkan, anakan tersebut akan bersaing dengan induknya sehingga masing-masing tidak akan tumbuh optimal.Mengingat anthurium adalah tanaman hias yang indah dilihat jika tumbuh secara individual dan mencapai ukuran maksimal, anakan tersebut harus dipisah dari induknya, sekaligus merupakan salah satu cara perbanyakannya. Anakan anthurium yang akan dikembangkan harus berasal dari tanaman induk yang subur dan sehat serta telah memiliki akar sendiri.Meski sebaiknya tanaman induk dikeluarkan dulu dari pot untuk memudahkan pemisahan, tetapi mengingat sosok anthurium yang besar maka pemisahan bisa dilakukan tanpa mengeluarkannya dari pot. Caranya gali permukaan tanah antara tanaman induk dan anakan sampai batang yang menghubungkan keduanya terlihat, setelah itu potong dengan pisau tajam untuk mendapatkan anakannya.
2.Setek
Perbanyakan tanaman dengan setek adalah semua tekhnik pemotongan bagian tanaman berupa batang, cabang, daun, atau akar supaya bagian-bagian yang terpotong tersebut setelah ditanam mengeluarkan akar. Khusus untuk anthurium, yang dapat di terapkan hanya setek batang. Tanaman yang akan di perbanyakan dengan setek batang sebaiknya yang sudah tua, minimum berumur dua tahun dengan setek batang ini ada tiga bagian yang bisa di tumbuhkan menjadi individu baru. Bagian teratas adalah batang dengan daun-daunnya, bagian tengah adalah batang tanpa daun, dan bagian bawah batang beserta perakarannya. Setiap bagian batang ini memiliki peluang yang sama untuk hidup menjadi individu baru asalkan masing-masing disertakan akar, khusus bagian tengah batang yang akan dipotong harus memiliki bakal tunas.Pemotongan dilakukan dengan pisau yang tajam supaya dengan sekali potong setek terpisah dari batang induk, selain itu pisau harus steril supaya tidak mengundang kehadiran bibit penyakit. Bekas potongan bisa di olesi zat perangsang tumbuh, boleh menggunakan Atonik atau Rootone yang dosisnya bisa dibaca pada kemasannya. Setek batang ini kemudian di tanam dalam pot yang berisi media semai yang sama dengan yang digunakan pada pemisahan anakan dan di letakan di tempat terlindung sampai tumbuh.
c. Kultur Jaringan
Perbanyakan tanaman anthurium melalui kultur jaringan di pelopori oleh Pierik(1974) yang berhasil menginduksikan regenerasi dari embrio dan biji, kemudian dari bagian nonmerismatik pada tanaman dewasa, semua jenis eksplan tersebut membentuk kalus dan setelah subkultur didapat tunas adventif(Geier, 1990). Perbanyakan klonal anthurium dicapai dengan menggunakan eksplan dari planlet yang aseptik dan ditimbuhkan pada media padat dengan penambahan BAP 0,2 mg/L dimana pada konsentrasi tersebut pembentukan kalus minimal sedangkan pembentukan tunas adpentif dan akar tidak terhalang (Kunisaki 1980). Penggunaan BAP 0,75-1,0 ppm dalam media MS yang di modifikasi mampu menghasilkan regenerasi tunas sekitar 27%-95% (Pierik,1979 dalam Haryanto el al,1995). Inisiasi eksplan dilakukan dengan media cair MS yang dimodifikasi dan ditambah air kelapa 15% pada tahap selanjutnya yaitu induksi multiplikasi tunas media padat MS dengan BAP 0,2 mg/L dapat meningkatkan proliferasi tunas. BAP 0,2 mg/L merupakan konsentrasi yang optimum karena pada konsentrasi yang lebih tinggi dapat meningkatkan produksi kalus (Kunisaki,1980). Kultur biji anthurium mampu membentuk media MS maupun media Nitsch yang keduanya telah ditambah 15% air kelapa dengan perlakuan NAA 0,5 ppm atau kombinasi NAA dan BAP 0,5-1,5 ppm. Dan media terbaik untuk produksi jumlah tunas adalah media Nitsch yang di lengkapi NAA 0,5 ppm dan BAP 1,5 ppm( Haryanto et al 1995).
1. Pembuatan Media
Sebelum media MS di buat terlebih dahulu dibuat larutan stok yang di pekatkan. Misalkan 50 kali. Larutan stok dikelompokan dalam larutan stok A,B,C,D,E,F, dan vitamin. Larutan stok tersebut di campur dengan ZPT tertentu misalkan NAA,BAP,TDZ dan lain-lain yang banyaknya sesuai dengan dosis, kemudian di tambahkan aquadest sampai 1L, ditambah gula, KOH atau NaOH 0,1 N sampai PH=5,8. Agar di masukan ke dalam larutan kemudian diaduk dan dididihkan. Setelah mendidih larutan di tuangkan kedalam botol-botol tanam masing-masing 15 ml, kemudian ditutup dengan plastik dan di rapatkan dengan karet gelang. Botol-botol yang telah berisi media dimasukan kedalam autoklaf selama 30 menit pada suhu 121oC dan tekanan 17,5 psi, kemudian di dinginkan dan di simpan dalam rak kultur.

2. Sterilisasi Alat dan Media
Sebelum bekerja, laminar di sterilisasi dengan alkohol 70% kemudian di lap kering. Alat-alat tanam dicuci dan dikeringkan, dibungkus dengan kertas,botol kosong, dan botol berisi media yang telah ditutup dengan alumunium foil disterilisasi dalam autoklap pada suhu 121oC dan tekanan 17,5 psi. Sterilisasi alat dan botol dilakukan selama 1 jam, sedangkan sterilisasi media 30 menit.
3. Persiapan Dan Sterilisasi Eksplan
Buah anthurium yang telah masak dicuci dangan detergen dan air mengalir, kemudian direndam dalam larutan Agrimycin dan Dithane selama 24 jam. Buah kembali di cuci dengan air mengalir untuk membersihkan sisa-sisa Agrimycin dan Dithane. Selanjutnya buah yang telah bersih dimasukan kedalam laminar air flow cabinet untuk sterilisasi biji.
Biji dikeluarkan dari buah sambil dikupas kulit arinya dan dimasukan kedalam larutan HCL 0,1M di kocok selama 15 menit, kemudian direndam dalam 1% Dithane selama 15 menit, dibilas dengan air steril sebanyak 3 kali, lalu disiram dengan alkohol 70%, dikocok selama 2-3 menit, kemudian direndam dalam 5% dan10% NaOCl, kemudian dibilas lagi dengan air steril 3-5 kali. Biji yang sudah bersih di tanam pada media MS tanpa penambahan ZPT dan di simpan di rak kultur sampai berkecambah dan terbentuk daun paling sedikit 2 helai. Daun tersebut akan di gunakan sebagai eksplan. Atau apabila tujuannya untuk induksi kalus, maka biji yang sudah di kultur di inkubasi dalam gelap selama 1,5 bulan, kemudian setelah terbentuk kalus di pindahkan dalam kondisi terang selama 2 minggu, baru kemudian disubkultur ke media regenerasi untuk pembentukan tunas.
4. Penanaman Eksplan
Penanaman dilakukan dalam laminar air flow cabinet. Didalam laminar terdapat alat-alat kultur, berisi air steril, pembakaran Bunsen yang berisi spirtus, alkohol 95%. botol-botol medi, tissue,dan lain-lain. Eksplan yang diperoleh dari hasil perkecambahan biji secara in vitro, dikeluarkan dari botol kultur dan di letakan dalam petridisk yang telah berisi air steril dan bethadine, kemudian eksplan daun di potong-potong dengan ukuran 0,5x0,5 cm dan eksplan batang atau akar dipotong 0,5 cm. Potongan eksplan kemudian ditanam dalam botol dengan media perlakuan dan disimpan dalam rak kultur.


5. Pemeliharaan Kultur
Eksplan yang sudah di tanam pada media, disimpan di ruang gelap selama 1,5-2 bulan dengan suhu ruangan 1oC, kemudian dipindahkan ke ruang kultur yang diberi penyinaran lampu TL (fluorescent) 2000 lux dengan periodisitas penyinaran 9 jam terang 15 jam gelap dengan suhu yang sama selama 2 bulan.
6. Aklimatisasi Planlet
planlet yang berumur 4 bulan dan telah menjadi tanaman yang sempurna tidak dapat di tanam langsung sebagai tanaman individu di lapang. Planlet tersebut memerlukan kondisi adaptasi selama periode tertentu. Penanaman planlet pada media adaptasi selama periode tertentu tersebut di kenal dengan istilah aklimatisasi. Planlet anthurium siap di aklimatisasi pada umur 4 bulan setelah penanaman planlet. Aklimatisasai selama 1 bulan. Tahapan aklimatisasi dapat di lakukan dengan cara:
1.Mengeluarkan planlet dari botol kultur
2.Pencucian akar untuk menghilangkan sisa-sisa pengaruh media
3.Perendaman planlet dalam larutan fungisida (Benlate +Agrept 0,5% selama 1-2 menit)
4.Penanaman planlet pada media aklimatisasi berupa arang sekam
5.Penyungkupan planlet dengan plastik tranparan
6.Inkubasi planlet selama 1 bulan, hingga planlet siap di pindah menjadi tanaman individu ke dalam pot
3.5.2 Penanaman
1.Pembibitan
Bibit dapat di peroleh lewat biji,setek,anakan,maupun kultur jaringan atau dapat di peroleh dari breeders didalam maupun di luar negri.
Perbanyakan tanaman anthurium melalui biji yaitu dengan cara penyerbukan silang(cross pollination) untuk menghasilkan hibrida atau kultivar yang lebih unggul.untuk melakukan persilangan ini pertama yang harus di persiapkan adalah tanaman induk jantan dan betina yang sudah terpilih serta kuas kecil untuk menempelkan pollen. Bunga betina yang sudah matang dan siap di buahi di tandai dengan permukaan spadik

3. Jenis - jenis Anthurium
Ragam jenis Anthurium yang berlandir ( 3-4 hari mahkota bunga mekar penuh, spadik berubah 45%-55%) dan bunga jantan akan segera natang 1-2 minggu setelah bunga betina matang karena tanaman anthurium bersipat protogyni yaitu bunga betina masak terlebih dahulu. Buah atau biji dapat di panen 6-7 bulan dari penyerbukan,setelah itu buah siap di pipil,kulit buah di hilangkan,dicuci sampai lendir hilang,lalu biji siap di semai pada media kompot antara lain sekam bakar,pasir,serbuk kelapa,pakis cacak, dan lain-lain .Setelah 3-4 bulan bibit telah berdaun 3-4 daun dan dapat dipindahkan ke pot-pot indvidu atau diperjarang dibedengan.
2. Media Tanam
Anthurium merupakan tanaman yang bersipat epiphytic atau epilytic, yaitu tanaman yang tumbuh pada tanaman lain yang sudah mati atau daoat tumbuh dibebatuan, dan mempunyai akar udara, artinya dapat menyerap uap air pada udara yang lembab atau menyukai media tanam yang remah media yang digunakan anthurium harus memenuhi syarat antara lain dapat menyimpan air antara lain udar mudah masuk,tidak mudah busuk, serta tidak mengandung bahan-bahan yang beracun. Media tanam yang dapat di gunakan untuk budidaya anthurium antara lain batang pakis yang dipotong kecil-kecil, kulit pohon pinus, sabut kelapa, sekam, humus bambu, serbuk gergaji, arang kayu, stereoform, dan lain lain.
3. Persiapan Tanam
Untuk penanaman anthurium dilapang, perlu di buat bedengan dengan lebar sekitar 1-1,2 m dan tinggi sekitar 20 cm. Sisi bedengan sebaiknya diberi batu bata atau di semen sehingga medianya tidak keluar dari bedengan. Irigasinya menggunakan sprinkle yang di pasang di tengah-tengah bedengan, sekitar 1m diatas media dengan jarak antara sprinkle sekitar 75 cm.
4. Penanaman
Untuk penanaman dilapang, sebelum dan sesudahnya lahan perlu disiram terlebih dahulu sampai keadaan lembab. Penanaman sebaiknya dibuat silang sehingga jarak antara tanaman tidak terlalu rapat. Penanaman dilakukan sampai batas antara akar dan batang, akar harus tertutup oleh medi tanam, sedangkan tidak tertutup oleh media karena dapat mengundang penyakit batang busuk.
Penanaman yang dilikukan didalam pot atau polybag, perlu dipilih ukurannya yang sesuia dengan ukuran tanaman agar tanaman tampak indah dan serasi. Kebersihan pot juga perlu diperhatikan, bila memakai pot bekas, pot tersebut harus dicuci terlebih
1. Anthurium scherzeranium dahulu, untuk menghilangkan sisa-sisa media yang lama yang mungkin terjadi inang orgnisme penyebab penyakit tanaman, seperti jamur dan bakteri. Media tanam juga harus dipilih yang dapat menyimpan air dengan baik dan drainase yang bauk pula. Mengandung bahan organik yang banyak, dan juga mudah mengeras setelah disiram. Selain itu media harus dapat menopang batang agar tidak mudah rebah bila terkena angin.
3.5.3 Pemeliharaan
1. Penyiraman
Tanaman anthurium membutuhkan kelembaban yang tinggi, sehingga membutuhkan air yang lebih banyak dubandingkan anggota yang lainnya dari anggota Araceae, tapi jumlah dan frekuensi air yang diperlukan tergantung dari media tanam, persentase cahaya matahari yang dapat masuk kedalam naungan, dan kondisi iklim di daerah produksi. Yang terpenting adalah media tanam yang harus selalu lembab tapi tidak terlalu basah. Penyiraman dapat menggunakan selang, emrat, sprinkle atau drip.
2. Penyulaman
Penyulaman pada tanaman anthurium dilakukan satu minggu setelah tanam apabila ada tanaman yang sakit atau mati dan ditanam kembali dengan bibit baru yang sehat.
3. Penyiangan
Kebun penanaman harus dalam kondisi yang bersih, karena lingkungan yang kotor dapat menjadi inang hama/penyakit, dan dapat menjadi pesaing tanaman utama dalam penyerapan unsur hara. Daun-daun anthurium yang sudah tua, kuning-kunig atau terserang penyakit dan membuang lumut hijau yang tumbuh diatas media tanam. Untuk tanaman anthurium pot, penempatan pot-potnya diletakan tidak terlalu berdekatan, karena jika letaknya berdekatan daun-daunnya akan saling menutupi dan menjadi lingkungan terlalu lembab.


4. Penggantian Media
Penggantian dilakukan 6 bulan- 1 tahun sekali setelah tanam, biasanya media sudah dalam keadaan padat dan asam padat. Maka perlu dilakukan penggantian media yang baru supaya media tanam tetap porus dan mempunyai aerasi yang baik, karena akarnya membutuhkan oksigen untuk pernafasannya. Selain itu pot-pot yang sudah sesuai lagin dengan ukuran tanaman juga harus diganti.
5. Pemupukan
Pemupukan pada setiap tanaman adalah bagian yang sangat penting. Media tanam yang akan digunakan untuk penanaman anthurium adalah media yang remah, sehingga pemupukan sebaiknya dilakukan lewat saluran irigasi atau di siramkan dengan dosis yang rendah dengan aplikasi penyiraman 1 minggu satu kali 0.1-0.2% per liter air dengan pupuk NPK lengkap dan di tambah pupuk mikro 1-3 gram per liter dengan cara disemprotkan melalui daun dengan aplikasi penyemprotan 1 minggu satu kali atau bisa di berikan pupuk secara langsung dengan cara di sebar, ditugal 1-5 gram/tanaman dengan pupuk NPK ( 15-15-15 ) dan disesuaikan dengan umur tanaman.
6. Pengendalian Hama dan penyakit
Keberadaan hama dan penyakit merupakan masalah yang cukup besar karena selain menurunkan kualitas daun dan bunga juga dapat menurunkan produktifitas Tanaman.
Hama yang sering menyerang tanaman anthurium adalah:
a. Aphid
Aphid adalah serangga kecil berbentuk seperti buah pir dengan variasi warna mulai dari hijau muda hingga cokelat gelap. Serangga yang menghisap cairan daun ini mengakibatkan pertumbuhan daun terhambat dan cenderung mengeriting. Aphid juga menghasilkan cairan manis seperti madu yang akhirnya berubah menjadi jelaga diatas permukaan daun. Jelaga tersebut selain memngurangi keindahan daun juga mengganggu metabolisme jaringan tanaman. Secara umum serangan aphid mengakibatkan anthurium tumbuh kerdil.Aphid dapat dikendalikan dengan menggunakan insektisida yang bersifat Contact killing dan nervous disturbing.



b. Kutu kapas
Menyebabkan munculnya bintik-bintik putih pada batang dan daun menjadi pertanda serangan hama yang juga disebut Mealybugs. Pengendaliaanya bisa secara mekanis atau kimia.
c. Spider Mite
Daun menjadi bewarana kuning kemudian muncul bercak-bercak pada bagian yang dimakan tungau. Pengendaliannya dengan Akarisida
d. Thrips
Daun-deaun muda yang terserang hama ini gagal berkembang dan menjadi kering. Pengendaliaanya dengan insektisida.
e. Ulat
Bisa mengakibatkan daun-daun anthurium berlubang lubang sehingga mengurangi keindahan. Pengendaliannya dengan cara manual mengambil dengan jepitan dan memusnahkannya. Namun jika serangan berat dan luas pengendaliannya bisa menggunakan insektisida.
f. Fungus Gnats
Hama ini menyerang pada seludang bunga. Jika hama sudah dalam fase serangga, dengan gejala bintik hitam pada seludang bunga. Pengendaliannya dengan insektisida.
g. Belalang
Menyerang pada daun dan mengakibatakan daun-daun berlubang sehingga penampilannya tidak indah lagi. Pengendaliannya secara manual dengan cara menangkap dan memusnahkannya.
h. Keong
Menyerang pada daun-daun muda, kehadiran hama ini biasanya tidak dapat dilihat karena mereka menyerang pada malam hari, sedangkan pada siang hari hama ini bersembunyi ditempat terlindung. Pengendaliannya secara manual
i. Cacing
Cacing biasanya menghisap cairan akar. Cacing yang menjadi hama anthurium adalah cacing liang ( Radhopolus similis ) dengan gejala tanaman lambat tumbuh dan kerdil dan terlihat seperti kekurangan unsur hara.
Penyakit yang menyerang tanaman anthurium adalah:
a. Bacterial Stemp Rot
Bakteri Erwina carotopara adalah biang keladi penyakit ini dengan gejala serangan daun dan tangkai mengalami kerusakan, yaitu berlendir dan berwarna coklat lama-lama daun dan tangkai tersebut akan hancur seperti bubur dan mengeluarkan aroma tidak sedap. Cara pengendaliannya disemprot dengan Bakterisida.
b. Antraknosa
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Colletotrichum gloesporioides yang mula-mula menyerang seludang bunga dengan gejala munculnya bercak coklat. Pada lingkungan dengan kelembaban tinggi, bercak tersebut semakin meluas. Cara pengendaliannya bisa di semprot dengan fungisida Aliette atau Benlate.
c. Bercak Daun dan Busuk Akar
Pembahasan bercak daun dengan busuk akar dijadikan satu karena penyebabnya sama, yaitu jamur Phytophtora parasitica. Gejala munculnya penyakit tersebut adalah tanaman terlihat mengalami gangguan pertumbuhan, seperti pada seludang bunga muncul luka-luka berair. Pengendalian penyakit ini dilakukan dengan cara membuang bagian yang terserang.
d. Bercak Kuning
Penyakit bercak kuning merupakan momok menakutkan bagi para petani tanaman anthurium,gejalanya timbulnya noktah kecil berwarna kuning pada daun yang smakin lama semakin lebar dan menutup permukaan daun, dan akhirnya tanaman tersebut mati. Pengendalianynya bisa dicoba dengan menyemprotkan fungisida.
7. Panen Dan Pasca panen
Produk utama tanaman anthurium adalah bunga potongnya atau bunga pot. Dalam 1 tahun produksi tanaman anthurium dapat menghasilkan 8-12 tangkai bunga / tanaman, bunga dipanen setelah bunga mekar penuh dengan ciri-ciri spadiknya berubah warna 45%-55% dan dipanen pada pagi hari atau sore hari dengan cara memotong dengan alat gunting setek atau pisau cutter yang bersih, kemudian di seleksi atau dikelas-kelaskan sesuai ukuran panjang tangkai dan di kelompokan warnanya kemudian dikemas dan siap dikirim atau di pasarkan sesuai dengan permintaan pasar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar